Kamis, 16 September 2010

Prestasi Dua TKW HK, Tarini & Etik

Dua penulis yang sehari-harinya bekerja sebagai TKW di Hong Kong, lagi lagi membuktikan karyanya diakui oleh komunitas international dan non- buruh migrant. Dua BMI itu tersebut, adalah Tarini Sorrita dan Etik Juwita. Karya mereka masuk dalam jurnal terbitan Hong Kong, Jurnal Imprint 2009. Jurnal yang diterbitkan Women in Publishing Society Hong Kong ( WiPS) tersebut merangkum karya karya penulis perempuan dari berbagai negara, dalam versi Bahasa Inggris.

Nama Tarini Sorrita di kalangan para BMI, sudah tidak asing lagi. BMI asal Cirebon ini selain bekerja ikut orang, ia juga dikenal sebagai cerpenis, penyair dan penulis puisi. Beberapa cerpennya telah dibukukan dalam ”Penari Naga Kecil” yang telah diterbitkan di Surabaya 2006. Sementara sejumlah puisinya juga telah dipublikasikan dalam antologi bersama dengan sejumlah penyair di kalangan BMI ( 5 Kelopak Bunga Bauhina).
Tarini juga beberapa kali menjuarai lomba penulisan esai, puisi dan cerpen yang digelar di Hong Kong. Beberapa karyanya sering muncul di media cetak dan media elektronik ( Radio ), antara lain; BI, INTERMEZO, APAKABAR, PEDULI, ROSEMAWAR MEGAZINE dan PIKIRAN RAKYAT edisi Cirebon. Sedangkan untuk media elektronik, karya tari sering disiarkan di Radio 100KM BATAM FM dan Radio Nongkrong Bareng Hong Kong. Dan di tahun 2009 ini, cerpen Tarini yang berjudul ”Mrs Employer” masuk dalam Jurnal Imprint 2009. Dalam versi Indonesia, menurut Tarini, cerpen tersebut berjudul ”Nyonya Majikan”, yang berkisah tentang buruh migran Indonesia yang ribut dengan majikannya, gara gara uang belanja.

Menurut Carol Dyer, editor Jurnal Imprint, Tarini adalah satu satunya perempuan penulis asal Indonesia, dan satu satunya penulis dengan latar belakang buruh migran yang karyanya dimuat Imprint. Pendapat sama dikatakan Shiwo Sawai, peneliti dari Jepang, yang kini tengah melakukan penelitian tentang aktivis BMI penulis di Hong Kong. Ia mengatakan, masuknya cerpen Tarini dalam jurnal tersebut, merupakan hal yang sangat luar biasa dan sangat bagus. “Setidaknya karya BMI bisa dibaca oleh khayalak luas,” kata Shiwo.

Sebelum Tarini, penulis BMI Hong Kong, yaitu Etik Juwita juga telah mencatatkan karyanya yang fenomenal. Cerpen BMI asal Blitar yang berjudul ”Bukan Yem” juga telah dipublikasikan dalam terjemahan Bahasa Inggris dan sudah dipublikasikan dalam Jurnal Word Without Bordes, bersama dengan sejumlah cerpenis perempuan asal Indonesia. Cerpen ”Bukan Yem” sebelumnya juga sudah diterbitkan oleh Gramedia dalam antologi 20 cerpen terbaik versi Pena Kencana Award.

Baik Tarini maupun Etik, lewat karyanya ”Mrs Employer” dan ”Bukan Yem”, membawa pesan kuat terhadap komunitas luas, baik nasional maupun internasional tentang aktivitas buruh migrant Indonesia di Hong Kong. Meski mereka merantau bekerja ikut orang, namun mereka bisa mengukir prestasi dalam bidang sastra, khususnya kepenulisan. Karya mereka patut diacungi jempol dan mendapat apresiasi khusus.(uly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar